Minggu, 08 Februari 2015

Bab I
PENDAHULUAN


1.     Latar belakang :


Makalah ini berisi tentang  Media pertumbuhan yang dibuat untuk menginformasikan dan mengenalkan tentang Media mulai dari pengertian hnggah teknik pembuatan Media kepada pembacanya .
Media itu sendiri adalah adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar dari sumber Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4), dan unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
 Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 , yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis , semi sintesis , dan media non sintesis . Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya . contoh macam Jenis Media yang sering digunakan ,yaitu Nutrient  Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
Komposisi media terdiri atas  Agar , Peptone , Meat/plant extract , Faktor tumbuh , Komponen selektif , Komponen diferensial , Media buffer. Sifat – Sifat Media antara lain Media dasar/umum , Media diperkaya (enriched media) , Media diferensial/pembeda , Media selektif , Media penguji , Media untuk penghitungan sel.
Contoh pembuatan Media misalnya ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X gram . siapkan akuades 500 ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air . siapkan hot plate magic stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan air yang 500 ml pertama . Media agar telah larut  media di tuang di Erlenmeyer menggunakan kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa media pada gelas beaker . Siapkan cawan petri  lalu tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut dituang ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang kecawan patri . simpan dalam wadah steril.

Bab II
 PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN MEDIA

PENGERTIAN DAN DEFINISI MEDIA PERTUMBUHAN

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).


B. MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA

Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Di  dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.


C.    PERSYARATAN MEDIA

Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
1.      Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2.      Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri. 
3.      Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.


D. KOMPOSISI PERTUMBUHAN

1. Tingkat keasaman (pH)

Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.

2. Suhu

Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:

  1. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu 0-20o C.
  2. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
  3. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.


   
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4–66oC

3. Nutrient

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

4. Oksigen

Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:

• Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.

• Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.

• Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen.

• Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang tergolong anaerob fakultatif.

5.  Tekanan osmosis

Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.  Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel.  Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.

 6. Sterilitas

 Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak

ditumbuhi oleh mikroba lain.

E.     BAHAN PEMBUATAN MEDIA

1.      Bahan Dasar

Ø  Air (H2O) sebagai pelarut

Ø  Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh   mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.

Ø  Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.

Ø  Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.


2.     Nutrisi atau Zat Makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.

1)         Sumber karbon
            Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.
2)         Sumber nitrogen
            Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
3)         Sumber oksigen
            Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
4)         Sumber fosfat

Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat  

memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).
5.         Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
            Pada lingkup media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein. Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).



3.     Bahan Tambahan

Ø  Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.

Ø  Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.



4.     Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media

Ø  Agar

Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.

Ø  Peptone


Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya
Ø  Meat extract.

Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.

Ø  Yeast extract

Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).

Ø  Karbohidrat.

Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

E.      JENIS-JENIS MEDIA

            Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya, dan fungsinya:

a.        Berdasarkan Bentuknya

Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:


  1. 7
    Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
  2. Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.
  3. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.

b.       Berdasarkan Komposisi/susunannya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :

  1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
  2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
  3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

c.        Berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:

1.      Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.

2.      Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.

 
3.      Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.

4.      Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja

5.
Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium litmus milk


F.     SIFAT – SIFAT MEDIA

a.         Media dasar/umum
            Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umumdiperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain. misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast), nutrient-broth (bakteria).
b.         Media diperkaya (enriched media)
            Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah, serum atau ekstrak hati. Contohnya selenite-broth medium (Salmonella typhi).
c.         Media diferensial/pembeda
            Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi dan identifikasi bakteri. Misalnya media darah-agar untuk bakteri hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A. parasiticus.
d.         Media selektif
            Media ini digunakan untuk menyeleksi  pertumbuhan mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis  Salmonella dan Shigella.

 
e.         Media penguji

            Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.

G.    TEKNIK PEMBUATAN MEDIA
          Misalnya :  ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X gram . siapkan akuades 500 ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air . siapkan hot plate magic stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan air yang 500 ml pertama . Media agar telah larut  media di tuang di Erlenmeyer menggunakan kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa media pada gelas beaker . Siapkan cawan petri  lalu tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut dituang ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang kecawan patri . simpan dalam wadah steril.

 
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN

·                       Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zzat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
·                       Bahan dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ; Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
·                       Komposisi media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ; Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.
·                       Jenis – jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan semi cair ,  Media cair ; Berdasarkan Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media diperkaya.
·                       jenis – jenis media yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient  Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
·                       Sifat – sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ; Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.
·                       Membuat media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.

B.    SARAN
          Setelah membaca makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat mempelajari berulang – ulang hingga betul – betul memahami semua tentang media , dan jika ingin membuat media lakukanlah secara benar , telaten , brhati – hati , jangan tergesa – gesa dan selalu ikuti prosedur yang ada agar mendapatkan hasil yang kita inginkan .



DAFTAR PUSAKA




                                                                                                                                            



























.